animasi

I Heart Mochi Media

Rabu, 22 Februari 2012

MACAM -MACAM MINUMAN KHAS KOREA

Minuman

Minuman non-alkohol

Terdapat bermacam-macam jenis minuman berdasarkan daerahnya. Sebagian besar bahan teh Korea bukanlah dari daun tanaman teh, melainkan bahan-bahan alami lain seperti berasrempah-rempahgandum, atau buah-buahan. Penghasil teh hijau terbesar di Korea adalah kota Boseong.
Sikhye
  • Insam cha (인삼차) – teh ginseng
  • Saenggang cha (생강차) – teh akar jahe
  • Sujeonggwa (수정과) – sari buah kesemek
  • Sikhye (식혜) – sari nasi manis
  • Yujacha (유자차) – teh buah yuzu
  • Bori cha (보리차) – teh dari barley (jenis gandum) yang dipanggang
  • Oksusu cha (옥수수차) – teh dari jagung yang dipanggang
  • Hyeonmi cha (현미차) – teh dari beras yang dipanggang
  • Sungnyung (숭늉) – sari beras/nasi yang dihanguskan

Minuman berakohol

Arak Korea

Makgeolli, jenis takju
Minuman keras khas Korea (arak; ju/sul) yang paling umum adalah soju (소주). Terdapat lebih dari 100 jenis minuman berakohol seperti produk bir atau arak yang dikonsumsi warga Korea. Jenis-jenisnya: Bir:
Jenis-jenis arak:
  • Soju adalah arak yang dibuat dari beras/gandum atau kentang yang difermentasikan dengan kadar alkohol 22% ABV. Sebagian besar warga Korea sangat gemar minum soju.
  • Yakju adalah jenis lain yang dibuat dari beras fermentasi, jenis yang paling terkenal adalah cheongju.
  • Takju adalah jenis arak kental, jenis yang paing terkenal ialah makgeolli (막걸리), arak putih susu yang terbuat dari beras.
Anggur Korea terbuat dari sari-sari buah dan tanaman herbal seperti dari akasia,ginsengplum maesil, mogwacherrybuah cemara, dan buah delima. Anggur Majuang adalah minuman yang terbuat dari campuran buah anggur Korea dengan buah anggur Perancis atau Amerika.

Inovasi kontemporer

Makanan fusion semakin populer di Korea. Terdapat banyak restoran Cina, India, Italia, Jepang, Amerika, Perancis dan lain-lain di Korea Selatan. Selain itu, para imigran dari Asia Tenggara, Mongolia dan Asia Selatan yang banyak bekerja sebagai tenaga kerja asing, ikut pula memberi warna pada keragaman jenis kuliner di Korea Selatan. Pada restoran Pizza Hut contohnya kita dapat juga memesan kue tradisional Korea seperti Tteok.
Restoran vegetarian, seiring dengan menurunnya pengaruh Buddhisme, menjadi lebih sedikit diminati, namun masih bisa ditemukan di setiap daerah.

Minuman beralkohol


Cheongju
Minuman yang mengandung alkohol telah dibuat sejak zaman kuno oleh rakyat Korea, yaitu diperkirakan sejak berkembangnya sistem pertanian yang mapan.[3] Menurut penelitian, rakyat Korea pada saat itu mungkin menunggu palawija menjadi busuk dan secara alami menjadi minuman beralkohol, mengunyah palawija sehingga air liur dapat mempercepat fermentasi, atau merendam palawija dalam air untuk membuat malt.[3] Beberapa jenis minuman beralkohol memiliki sejarah dari zaman Tiga Kerajaan, yakni Goguryeo, Baekje dan Silla.[3]
Rakyat Tiga Kerajaan dan negeri-negeri tetangganya seperti Ye, Buyeo, Jinhan dan Mahan dicatat dalam catatan sejarah Cina kuno sebagai rakyat yang gemar minum, menari dan menyanyi siang dan malam pada saat festival-festival besar berlangsung.[3]
Rakyat Goguryeo memproduksi minuman keras yang bermutu tinggi seperti chiju, yang juga diminati di Cina.[3] Tokoh Baekje bernama Inbeon dikenal memperkenalkan teknik membuat minuman keras dari palawija ke Jepang.[3] Catatan sejarah menuliskan beberapa jenis minuman beralkohol lain yang diminum oleh rakyat Tiga Kerajaan selain chiju, antara lain nangnangju, mion dan yorye, namun tidak menuliskan informasi tentang cara pembuatannya.[3]





























Teh


Gukhwacha
Budaya minum teh di Korea diperkenalkan bersamaan dengan masuknya agama Buddha dari Cina sejak 2000 tahun yang lalu.[4] Tanaman teh dari Cina jenis Camellia sinensis mulai diperkenalkan pada periode akhir Tiga Kerajaan sekitar 1100 tahun yang lalu.[4] Dengan tanaman teh Cina tersebut, dihasilkan banyak jenis minuman teh, antara lain teh putih, te hijau, teh oolong, teh pu-erh dan teh hitam.[4] Saat minuman teh semakin populer, berbagai jenis teh lain diciptakan.[4] Saat Dinasti Joseon memerintah di akhir abad ke-14, kegemaran akan teh menurun karena agama Buddha tidak lagi berpengaruh pada masyarakat Korea.[4] Pada masa ini rakyat menggemari minuman tradisional seperti sikhye dan sujeonggwa.[4] Budaya minum teh Korea mulai bangkit sejak tahun 1960-an sampai 1980-an, sehingga produk-produknya semakin mudah didapatkan.[4] Selain dibuat dari pucuk daun teh, istilah minuman teh Korea juga merujuk kepada jenis-jenis minuman tradisional yang terbuat dari bahan selain daun teh, seperti herba, buah-buahan dan palawija.[4] Bunga seruni yang mekar di musim gugur, dibuat menjadi minuman teh yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh, dinamakan gukhwacha.[5] Tradisi minum teh bunga krisan diperkenalkan dari Cina ke Korea pada masa Dinasti Goryeo (918-1392).[6]

Bahan Jenis
Pucuk daun teh Teh hijau (nokcha).
Herba Saenggangcha, insamcha, ssanghwacha.
Buah-buahan Daechucha, yujacha, omijacha, mogwacha, maesilcha.
Palawija Yumulcha, boricha.

Minuman keras dari bunga

Orang Korea mengekstraksi bagian bunga yang dapat dikonsumsi menjadi minuman keras.[5] Ini dapat dilakukan dengan memfermentasikan atau mencampurkan bagian-bagian bunga tersebut dengan minuman keras.[5] Tradisi membuat arak bunga telah dilakukan oleh rakyat Korea sejak zaman kuno.[5] Arak bunga merupakan sajian untuk tamu-tamu penting ataupun pelengkap dalam upacara kepada arwah leluhur.[5] Jenis-jenis arak bunga yang terkenal antara lain maehwaju, yang terbuat dari bunga aprikot yang diekstraksi, dohwaju dari bunga persik, dugyeonju dari bunga azalea, indongju dari bunga honeysuckle (kamperfuli), dan buah berry tanaman sweet briar.[5] Selain itu, orang Korea juga membuat minuman keras dari kelopak bunga mawar liar yang berbau harum.[5]

Etiket minum

Pada masa lalu, budaya minum rakyat Korea dilakukan dalam tradisi dan upacara, khususnya untuk menunjukkan rasa hormat dan kesopanan.[7] Pada saat ini etiket minum ditunjukkan dengan kebersihan dan minum yang tidak berlebihan.[7] Secara tradisional, orang yang lebih muda diharuskan menuangkan minuman untuk orang yang lebih tua dengan cara memegang teko dengan kedua tangan sambil berlutut.[8] Saat ini tradisi ini telah disederhanakan dengan cara menuangkan minuman menggunakan kedua tangan saja.[8]
Adapula etiket minum jika sedang bersama-sama dengan orang lain, antara lain[9]:
  • Jangan menuangkan minuman keras ke gelas yang masih belum sepenuhnya kosong.[9] Jika belum menghabiskan minuman dalam gelas, seseorang harus menolak dengan sopan jika ada orang lain yang ingin menuangkan.[9] Sekali kosong, maka biasanya gelas tersebut harus diisi.[9]
  • Saat dituangkan minuman keras, seseorang harus memegang gelasnya.[9] Jika yang menuangkan minuman berusia lebih tua, seseorang harus memegang gelas dengan 2 tangan.[9] Saat bersama dengan teman, boleh satu tangan digunakan.[9]
  • Saat minum bersama dengan orang yang lebih tua, seseorang harus minum dengan menolehkan kepala ke arah lain.[9]

Galeri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar